Ya, tidak ada yang kebetulan atas apa yang terjadi pada kita. Semua apa yang terjadi pada kita memang sudah digariskan. Hari ini akan melakukan apa, bertemu siapa, berada dimana, dan lain sebagainya itu sudah ada yang menentukannya. Tinggal kita nya saja yang harus menjemput semua itu (mau menjemput baik atau buruk), dan kita juga yang bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari semua itu, apakah kejadian itu akan menjadi pelajaran atau hanya menjadi sepotong kejadian yang akan terlupakan.
Kemarin malam saya mengalami kejadian yang menurut saya sebenarnya itu tidak mungkin terjadi karena saya sudah merencanakan dengan jelas dan matang apa-apa yang akan saya lakukan, akan pergi kemana dan akan bertemu dengan siapa, tapi ternyata Allah punya rencana lain. Dia merubah semua apa yang saya rencanakan karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah ( manusia hanya bisa berencana, Allah lah yang menentukan).
Senin, 23 April 2011 (Pukul 13.00) @Perpus Pusat
Saya dan seorang teman saya yang bernama Zia membuat janji untuk bertemu di terminal Baranangsiang. Zia baru datang dari Riau dan mau balik ke kosannya di Bogor (di dekat kompleks IPB). Melalui sms kami berjanji akan bertemu di terminal baranangsiang pukul 18.00 karena Zia naik pesawat pukul 13.30, jadi menurut perhitungan dia, dia akan nyampe di bandara Soekarna Hatta pada pukul 15.00, kemudian selambat-lambatnya dia akan naik Damri menuju Bogor pada pukul 16.00 dan semacet-macetnya dia akan nyampe terminal pukul 18.00.
Senin, 23 April 2011 (Pukul 14.00-17.00) @Kosan
Kemudian pukul 14.00 saya menuju kosan untuk siap-siap berangkat ke Bogor (Nyuci piring, nyuci baju, nyapuin kamar-ceritanya gak mau ninggalin kerjaan) dan nge-cas HP. Setelah Shalat Ashar dan istirahat sebentar saya menuju stasiun Pondok Cina dan sampai di sana pukul 16.20, baru beberapa menit menunggu saya merasa ada yang kelupaan dan benar ada hal penting yang saya tinggalkan dan akhirnya saya balik ke kosan lagi. (rasanya pengen gak jadi pergi, tapi sayang tiket kereta apinya udah dibeli...hiks...hiks)
Senin, 23 April 2011 (Pukul 17.00) @Kereta Api
Setelah berjuang keras memaksa diri untuk kembali ke stasiun, akhirnya saya sampai kembali ke stasiun Pondok Cina jam 5 lewat. dan tidak beberapa lama menunggu kereta yang saya tunggu datang, dan seperti yang saya kira keretanya penuh (padahal udah naik yang Commuter Line) tapi tidak separah yang KRL Ekonomi sih karena masih bisa bergerak. Saya masuk ke gerbong khusus wanita, karena kalau pada jam padat-padat seperti ini lebih aman jika berada di gerbong khusus wanita. Nah, pas masuk gerbong itu, saya melihat mbak satpam penjaga gerbong itu. Wah subhanallah, mbaknya cantik apalagi ditambah dengan jilbabnya :-D, tapi agak jutek sih :-( (karena tuntutan pekerjaan kayaknya).
Setelah lebih kurang 45 menit saya nyampe di stasiun Bogor. Karena udah hampir maghrib, saya memutuskan ke mesjid Raya Bogor untuk shalat dan berbuka puasa.
Senin, 23 April 2011 (Pukul 18.00-19.00) @Mesjid Raya Bogor.
Setelah Shalat Maghrib, saya sms Zia, dan ternyata dia masih jauh, baru nyampe terminal sekitar se-jam-an lagi. saya berpikir, daripada saya menunggu di terminal malam-malam mendingan saya nunggu di mesjid sampai dia udah dekat dengan terminal. Namun, baru beberapa menit duduk di mesjid baterai HP saya menjadi merah dan saya mulai panik. Padahal tadi pas mau pergi sudah saya cas hingga penuh, ini pasti gara-gara sepanjang perjalanan saya buka fb mulu,dan malang nya lagi di mesjid itu gak ada colokan yang bisa dipakai buat ngecas. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli baterai HP baru (tapi yang murahan) di dekat stasiun, saya beli seharga Rp.15.000,- yang awalnya dijual seharga Rp.20.000,-.Setelah beli saya langsung pergi tanpa sempat mencoba baterai tersebut karena saya pengen langsung menuju terminal saja dan menunggu di sana. Namun, ketika baterai tersebut saya coba, astagfirullah....baterainya rusak, gak bisa dipakai. Ya udah saya pasrah saja, malas balik ke bapak-bapak yang jual, hitung-hitung sedekah aja dah.
Senin, 23 April 2011 (Pukul 19.00-19.30) @Angkot 03
Akhirnya saya memutuskan langsung naik angkot saja, menuju terminal dan berharap HP saya masih sanggup untuk mengirim satu sms ke Zia. Kemudian, saya ketik sebuah sms "Zi, msd udah naik angkot 03, HP msd low bat, msd tunggu di terminal baranangsiang ya. Nunggunya di sebelah mana ya?" Kemudian saya tekan 'send', namun tu HP mati seketika dan gak bisa dinyalain lagi. Astagfirullah...saya makin bingung ditambah pusing karena belum makan. Ya udah, saya kembali pasrah aja dah. Dan yang makin buat saya bingung, sebenarnya saya tahu Damri dari bandara itu turunnya dimana, yaitu di samping botani square (bukan di dalam terminal baranang siang) tapi saya dengan lugunya melewati botani squre tanpa tau sedang mikir apa sebenarnya.
Dan lebih parah lagi, saya malah bingung mau turun dimana, karena waktu saya tanya mbak-mbak yang terakhir turun ternyata angkot 03 itu masuk terminal lewat belakang jadi dia muter agak jauh dulu. Sampai akhirnya hanya saya yang tinggal di dalam tu angkot, akhirnya ketika si angkot udah hampir masuk gang mau masuk terminal, saya turun.
Dan asli, saya bingung mau kemana. Akhirnya saya berpikir untuk jalan ke pintu depan baranang siang kemudian ke botani square, mana tau aja ada tempat nge-cas HP di sana.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar