Sabtu, 31 Desember 2016

Semua Telah Tertulis

Jangan terburu-buru dalam hal apapun....
Karena sesuatu yang terburu-buru dan dipaksakan akan kurang baik hasilnya.
Biar saja segalanya mengalir seperti apa adanya,
Nikmati saja prosesnya, rasakan sensasinya.

Seperti 2 tahun lalu Allah memberiku sesuatu yang menurutku itu keajaiban, namun nyata adanya.
Namun beberapa bulan kemudian Dia pun mengambil sesuatu lain yang sangat sangat sangat berharga bagiku, hingga merasa itu seperti mimpi.

Ya itulah kehidupan, ada yang Dia beri dan kita wajib mensyukurinya adapula yang Dia ambil dan kitapun wajib mengikhlaskannya....

Semua sudah tertulis, tidak bisa dipercepat dan tidak bisa pula diperlambat....


Selasa, 29 November 2016

PUISI UNTUKMU....PAHLAWANKU!!

Puisi untukmu....pahlawanku...

Aku merindukanmu,
melebihi dari rasa yang pernah aku bayangkan...
melebihi kata rindu itu sendiri...
melebihi seluruh air mata yang pernah keluar dari mataku....


Aku merindukanmu,
merindukan sapaanmu ditiap hariku...
merindukan kecupanmu di atas dahiku...
merindukan sms singkatmu di layar hpku...
dan merindukan segala tentangmu yang sering terlewatkan olehku....

Aku merindukanmu,
Disetiap doa yang aku panjatkan untukmu...
Disetiap kata yang aku uraikan kepada Allah untuk menceritakan tentangmu....
Disetiap lantunan ayat suci al qur'an yang kupersembahkan untukmu...
dan disetiap sujud panjangku meminta dipertemukan kembali denganmu di surga...


*Semua rasa rindu ini hanya untukmu pahlawanku, pelindungku, lelaki pertamaku.
Kecup sayang untukmu ayahku tercinta dari anakmu yang berusaha memperbaiki diri untuk dapat bertemu denganmu disurga Nya...

MANUSIA DAN PEMAKLUMAN

Manusia itu penuh dengan pemakluman.
Shalat keteteran dan lalai, maklum lagi sibuk....
Puasa jarang-jarang, maklum lagi capek....
Shalat malam, dhuha, dan sunah terabaikan, maklum cuma sunah....
Jarang baca alquran, maklum lagi gak sempat...
Sering mencari-cari hiburan duniawi, maklum lagi jenuh....
Sering tebar pesona dan berdua2an dengan lawan jenis, maklum lagi jomblo sedang mencari tambatan hati....

Dan masih banyak pemakluman lain yang sering kita bahkan saya sendiri sering lakukan....

bayangkan ketika kita bertanya dan mendapatkan jawaban seperti ini:
"ALLAH knp rezeki saya seret? maklum kamu shalatnya lalai dan puasa bolong2.
ALLAH knp masalah selalu datang kepada saya? maklum kamu tidak pernah mengadu didalam shalatmu di sepertiga malam.
ALLAH knp saya selalu gelisah? maklum kamu selalu mencari hiburan duniawi bukan dengan membasahi lidahmu dengan berzikir dan tilawah.
ALLAH knp saya belum menemukan pasangan? maklum kamu selalu berusaha mencari pasangan untuk dunia dengan menghalalkan segala cara bukan untuk mendapatkan pasangan yang dapat mengajakmu ke surga dengan cara selalu memperbaiki diri."

Astagfirullah....
AYOOOO KAWAN, KITA KURANGI PEMAKLUMAN-PEMAKLUMAN ITU!!!!
jangan sampai Allah pun melakukan pemakluman kepada kita....
Sehingga Rahmat dan KaruniaNya pun tertahan untuk Dia limpahkan ke kita.

Senin, 10 Oktober 2016

GELAP

Gelap....
menemani dalam ketaatan...
menemani dalam kekhusyukan...
menemani dalam penantian...
Gelap...
mengingatkan akan kefanaan...
mengingatkan akan hari pembalasan...
mengingatkan akan kesendirian...
Gelap...
bersamamu...
Lebih menenangkan...
Lebih menentramkan...
karena engkau,
menutupi segala kecemasan,
menutupi segala kebimbangan,
dan menutupi segala ketidakpastian...

#edisimatilampu gak tau mau ngapain...hehe
*Fany Rizki Tamaya ini puisi untukmu

Minggu, 04 September 2016

Kembali Merasa Bersalah

Ya Allah...
Kenapa rasa bersalah itu lebih menyakitkan daripada rasa marah...
Rasanya ingin kembali waktu berulang, dimana kesalahan itu tidak dilakukan.

Tapi, seperti kata pepatah, waktu tidak bisa diputar ulang, kata yang sudah terlanjur keluar tidak bisa ditarik kembali, dan hanya kata maaf yang bisa terucap untuk menggantikannya.

Walaupun, sebenarnya kata maaf itu sendiri tidak bisa melegakan hati ini.

Ya Allah...
Diri ini terlalu peka untuk bisa mengetahui keadaan ketika makhlukmu marah, dan menyadari kesalahan yang telah aku lakukan.
Namun,
Ya Allah sepertinya aku malah kurang peka terhadap marahMu ya Allah,... kurang peka terhadap kesalahan yang telah diriku lakukan terhadapMu.

Maafkan makhlukMu ini ya Allah,
Sadarkan aku ya Allah jika Engkau marah,yang berarti aku tidak boleh melakukan kesalahan itu lagi, sama seperti bagaimana aku bisa dengan cepat sadar akan kesalahanku terhadap makhlukmu.

Astagfirullah....
*Muhasabah tengah malam menjelang tidur walaupun sepertinya akan sulit tidur malam ini.

Rabu, 24 Agustus 2016

KAWAN

Kawan....
Kutahu hari ini, dirimu akan menjalani operasi...
Ingin rasanya menyemangati langsung, dan memberikan dukungan agar dirimu lebih kuat dan tegar.

Tapi,aku tahu....
Bagimu, ada dan tanpa adanya akupun sama saja....
Iya,aku bukan siapa-siapa, hanya seorang kawan yang dikenal sebentar dan akan dilupakan dalam beberapa waktu ke depan.

Kawan,..
Do'a ku menyertai proses pengobatanmu...
Mungkin pengobatan ini berat bagimu...
Tapi aku percaya...
Dirimu memiliki jiwa yang tegar, hati yang kuat dan pikiran yang positif.
Yang dengan itu semua, dirimu akan bisa menjalaninya dan kembali sembuh seperti semula.

Kawan,...
Mungkin engkau pernah menyakiti hatiku,
Mungkin engkau pernah mengecewakan ku,
Tapi, aku percaya sama rencana Allah, Allah akan menggantikan semua rasa sakit dan kecewa ini dengan rasa bahagia yang tak terkira karena seperti yang dirimu bilang "Rencana Allah lebih indah dari rencana kita".

Sekali lagi,
Semangat kawan,
Semangat!!!

Maafkan kalau diriku berlebihan akan sesuatu,...
tapi semuanya kulakukan agar ukhuwah ini tetap tejaga dan tetap terbina...
karena sekali lagi aku percaya dirimu adalah orang yang baik,..
yang dengan pengenalan ini Allah bermaksud agar kita saling mengambil pelajaran atas semua yang terjadi.

KEEP SMILE AND BE HAPPY :D :D :D

*tulisan ini didedikasikan untuk seorang teman yang hari ini akan menjalani operasi besar, yang mungkin dia tidak akan membacanya tapi insya Allah,maksud dan tujuan tulisan ini akan sampai padanya.

Selasa, 23 Agustus 2016

MENCINTAI SEJANTAN ALI


MENCINTAI SEJANTAN ALI

Oleh Ustadz Salim A Fillah

‘Ali pun menghadap Sang Nabi, maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.

Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantinya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang. “Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggung jawab atas rasa cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.

Lamaran berjawab, “Ahlan wa sahlan!”. Kata itu meluncur tenang bersama senyum sang Nabi. Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabipun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko.

Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.

“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”

“Entahlah..”

“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa sahlan’ berarti sebuah jawaban!”

“Satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wasahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”

Dan ‘Alipun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ‘Ali adalah gentlemen sejati. Tidak heran jika pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tidak ada pemuda kecuali ‘Ali.”

Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan disini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah Pengorbanan. Yang kedua adalah Keberanian. Dan bagi pecinta sejati, selalu ada yang manis dalam mengecap keduanya. Di jalan cinta para pejuang, kita belajar bertanggung jawab atas setiap perasaan kita…